Kumpulan para pemuda yang memiliki misi dan tujuan yang sama untuk kesejahteraan bersama. Kedepannya diharapkan menjadi sumber inspirasi dan wadah pembinaan bagi kelompok ternak lain.
Alamat Gg. Beringin 19b Desa/Kelurahan Bumirejo, Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen, Propinsi Jawa Tengah Telp. : 0287- 385887 / 08886802827
Email kote_ka@yahoo.co.id

Penyakit orf (Contagious ecthyma)

Penyakit orf merupakan penyakit viral utama yang menyerang ternak kambing dan dapat menular ke manusia (bersifat zoonosis). Penyakit ini mempunyai sinonim yaitu, Dakangan (Bali), Muncung (Sumatera Barat) dan Bintumen (Jawa Barat).

Agen penyebab penyakit orf adalah virus yang termasuk dalam kelompok parapoks dari keluarga virus poks. Virus ini sangat tahan terhadap kondisi lingkungan, di padang penggembalaan dan mampu hingga tahunan, tahan terhadap pemanasan 50oC selama 30 menit dan juga tahan terhadap pembekuan dan pencairan tetapi tidak tahan terhadap kloroform.

Penyakit ini menular dengan cepat dari ternak terinfeksi ke ternak yang sehat melalui kontak langsung. Penularan dapat juga terjadi akibat hewan yang peka mengkonsumsi pakan yang tercemar oleh keropeng bungkul orf. Tingkat penularannya dapat mencapai 100%, sedangkan angka mortalitasnya relatif rendah, yaitu sekitar 2- 5,4%. Angka mortalitas pada kambing dapat mencapai 9,23% yang terjadi diakhir dan awal tahun. Lebih lanjut juga dijelaskan bahwa kejadian orf cenderung meningkat pada musim hujan dibandingkan dengan musim kemarau. Pada kasus yang berat, mortalitas dapat mencapai 93% terutama pada ternak yang muda. Kelembaban udara yang tinggi dan kondisi stress juga dilaporkan sebagai pemicu timbulnya penyakit orf pada ternak.

Gejala klinis yang menonjol adalah lesi yang berbentuk keropeng pada bibir. Awal infeksi akan terjadi bintik-bintik merah yang kemudian berubah menjadi vesikel dan pustula (pernanahan). Akhirnya lesi-lesi ini terlihat sebagai tonjolan berkerak (keropeng). Selain menyerang kulit sekitar mulut, lesi-lesi ini dapat juga menyebar ke seluruh muka seperti hidung dan gusi serta bagian tubuh lainnya yang tidak berambut atau berambut sedikit seperti ambing, sekitar mata, hidung, telinga, skrotum atau sekitar kaki. Pada kambing dan domba, gejala klinis akan muncul 1-3 hari pasca infeksi. Penyakit orf dapat berlangsung antara 3-4 minggu tergantung pada kondisi ternak. Kondisi ini akan menjadi lebih parah dan lebih lama apabila diikuti oleh infeksi sekunder. Identifikasi beberapa bakteri yang berperan sebagai infeksi sekunder, yaitu Staphylococcus aureus, S. epidermis dan Corynebacterium pyogenes. Kekebalan pada induk yang terinfeksi relatif rendah sehingga anak yang dilahirkan masih memungkinkan untuk terjangkit penyakit ini. Ternak dengan gangguan kekebalan dilaporkan dapat menderita orf hingga berbulan-bulan. Ternak yang sembuh biasanya memiliki kekebalan selama setahun. Diagnosis penyakit orf dapat dilakukan secara klinis karena sangat menciri. Diagnosis secara laboratoris dengan Presipitasi Agar Gel (PAG) dan Tehnik Antibodi Flouresen (TAF). Jika terdapat lesi dibagian tubuh selain bibir, maka diagnosisnya perlu ditambah dengan pemeriksaan laboratorium karena penyakit lain seperti cacar kambing, radang mulut dan lidah biru juga menunjukkan gejala yang relatif sama. Pada pemeriksaan pasca mati, lesi mungkin dapat ditemukan pada mukosa mulut sepanjang gusi, lidah, langit-langit dan saluran pencernaan.

Penanggulangan orf biasanya dengan pencegahan melalui vaksinasi terutama pada daerah endemis dan dilaksanakan secara regular. Pemberian salep pelunak dapat membantu agar kambing tetap dapat makan dan minum. Pakan yang bergizi tinggi sangat diperlukan untuk mempercepat terjadinya kesembuhan. Apabila keropeng terkelupas menjadi luka baru maka perlu diolesi dengan obat lokal, seperti salep penisilin yang dicampur dengan minyak kelapa. Pemberian antibiotika secara suntik dibutuhkan jika suhu tubuh ternak menjadi tinggi. Tindakan ini juga ditujukan untuk menghilangkan infeksi sekunder oleh bakteri. Ternak-ternak di daerah tertular seharusnya divaksinasi tetapi vaksinasi ternak di daerah bebas tidak dianjurkan. Ternak yang akan didatangkan ke daerah belum tertular harus telah divaksinasi orf. Pengobatan hanya ditujukan untuk mencegah infeksi sekunder dengan memberikan salep antibiotika seperti eritromisin dan oksitetrasiklin.




Tidak ada komentar:

Pojokan Kandang

Pojokan Kandang
Masih dalam pengembangan, harap MAKLUM !!!