Perut kembung atau timpani adalah suatu keadaan mengembangnya rumen akibat terisi oleh gas yang berlebihan. Hal ini terjadi ketika esophagus mengalami sumbatan sehingga menghambat pengeluaran gas. Ada kalanya juga terjadi perut kembung “berbuih” sebagai akibat fermentasi yang berjalan tidak normal. Produksi gas yang cepat (CO2 dan CH4) sebagai hasil akhir fermentasi akan memicu terjadinya kembung. Kondisi ini dikaitkan dengan tingginya konsentrasi protein terlarut yang terdapat di dalam rumen. Gas yang terbentuk akan menetap di rumen dalam bentuk gelembunggelembung kecil yang tidak merangsang terjadinya reflek bersendawa sehingga rumen mengembung.
Daun legum yang mengandung kadar air dan protein yang tinggi diduga sebagai penyebab terjadinya kembung. Daun tanaman tersebut menghasilkan asam-asam yang tidak mudah menguap seperti sitrat, malat dan suksinat. Asam-asam ini akan segera menurunkan pH rumen dalam waktu 30-60 menit pasca pemberian daun legum. Data lain menyebutkan beberapa penyebab kembung pada ternak antara lain, makan rumput muda atau tanaman leguminosa (kacang-kacangan), merumput pada lahan yang baru dipupuk, makan buah terlalu banyak, memakan racun dan ubi atau tanaman sejenis yang dapat menahan keluarnya gas dari perut. Kasus perut kembung juga pernah dilaporkan akibat memakan kantung plastik bekas pembungkus garam. Kondisi kandang yang lembab dan basah dapat memicu terjadinya kembung.
Gejala klinis yang terlihat adalah rumen (perut sebelah kiri) mengembung sangat besar. Ternak cenderung menendang dengan kaki belakang. Jika kondisi parah maka ternak akan berbaring dan bernafas dengan cepat. Membesarnya rumen akan meningkatkan tekanan di dalam rongga perut dan rongga dada sehingga menyebabkan kesulitan bernafas yang ditandai dengan pernafasan dada yang cepat dan dangkal. Sebaliknya, paru-paru dan sistem peredaran darah jantung tidak bekerja. Apabila kondisi ini berlanjut maka akan terjadi gangguan peredaran darah dan kematian dalam beberapa menit.
Pengobatan dapat dilakukan dengan cara memberi minyak kelapa kira-kira 1 liter ke dalam rumen dengan selang setiap hari selama 2-3 hari sampai kembung hilang. Bloatinol yang mengandung silika di dalam 1% dimethycone dan 5% minyak kacang dilaporkan cukup efektif untuk mengatasi kembung pada ternak. Pemberian minuman ringan yang mengandung soda (sprite) dapat membantu mengeluarkan gas dalam rumen. Pemakaian trocar yang dimasukkan ke salah satu bagian rumen memiliki resonansi tertinggi untuk menurunkan tekanan dalam rumen merupakan pilihan terakhir karena risiko infeksi yang tinggi. Penanganan alternatif adalah meletakkan sepotong kayu yang diikatkan pada mulutnya. Hewan akan berusaha untuk menguyah tali/kayu tersebut sehingga akan mendorong keluarnya gas dari dalam rumen.
Pencegahan terjadinya kembung pada ternak dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain, menjemur rumput di bawah sinar matahari langsung selama 2-3 jam sebelum diberikan pada ternak, selama musim hujan sebaiknya ternak diberi pakan kasar sebelum dilepas di padang penggembalaan yang basah. Jangan membuang plastik pembungkus garam, ikan asin dan sejenis pada tempat sampah. Ternak jangan digembalakan terlalu pagi ketika rumput masih basah dan hindari memberi ternak dengan rumput atau daun-daun muda dan tanaman leguminosa (kacang-kacangan).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar