Pink eye adalah penyakit mata akut yang menular dan ditandai dengan kemerahan pada selaput mata (konjungtiva) dan kekeruhan pada kornea. Penyebab pink eye pada kambing dan domba adalah Rickettsia (Colesiota) conjuctivae, Mycoplasma conjuctivae, Branhamella catarrhalis dan Chlamydia. Rickettsia merupakan mikroorganisme berbentuk pendek, bersifat gram negatif dan hanya tumbuh pada media hidup saja, misalnya telur ayam. Disamping itu juga, diperoleh isolat Moraxella ovis dan Staphylococcus aureus dari kasus tersebut walaupun keduanya sangat jarang sebagai agen penyebab pink eye pada kambing.
Masa inkubasi penyakit ini adalah 2-3 hari, tetapi dapat juga sampai 3 minggu. Gejala klinis yang nyata adalah radang pada selaput mata, pembendungan pembuluh darah di kornea, kemerahan pada bagian mata yang putih dan diikuti oleh bengkaknya kelopak mata. Ternak mengalami photophobia, yaitu takut pada sinar matahari. Kelenjar lacrimaris menjadi sangat aktif sehingga mata selalu berair. Gejala ini jelas terlihat pada sudut mata (canthus medial) dan muka hewan dibawah mata yang selalu basah. Mata yang basah tersebut lebih sering tertutup. Bulu mata sering melekat, akibatnya kambing akan sulit mengambil pakannya dengan baik. Kondisi ini menyebabkan penurunan bobot badan dengan cepat. Kadang-kadang selaput mata yang meradang bisa menjadi borok karena infeksi sekunder sehingga dapat menyebabkan kebutaan. Kekeruhan kornea mulai berkurang dan apabila kondisi hewan cukup baik, maka mata akan sembuh total dalam 3-5 minggu tergantung pada penyebab dan keganasan penyakitnya. Kekebalan pasca infeksi pada domba dan kambing berlangsung antara 100 sampai 250 hari, setelah itu ternak akan kembali peka.
Penularan pink eye dapat terjadi melalui kontak dengan ternak terinfeksi, serangga (lalat), rumput dan percikan air yang tercemar. Penyakit ini sering terjadi pada musim panas karena banyaknya debu dan meningkatnya populasi lalat Musca autumnalis sebagai vektor. Pink eye dapat juga terjadi pada waktu ternak dalam perjalanan (transportasi) sehingga menimbulkan iritasi oleh debu atau sumber-sumber lain yang menyebabkan goresan. Perubahan cuaca yang mendadak, terlalu padatnya ternak dalam kandang dilaporkan dapat memicu terjadinya penyakit ini.
Pengobatan hendaknya dilakukan sedini mungkin dengan memberikan antibiotika seperti tetrasiklin atau tylosin. Salep mata atau larutan yang mengandung antibiotika seperti chloramphenicol, oxytetracycline dan campuran penicilin-streptomycin dilaporkan dapat memberikan hasil yang baik. Untuk membantu proses penyembuhan sebaiknya ternak diistirahatkan ditempat yang teduh (tidak terkena sinar matahari), kandang harus selalu bersih serta pemberian pakan dan minum yang cukup. Ternak yang sakit dikarantina sehingga jauh dari ternak lain yang sehat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar