Kumpulan para pemuda yang memiliki misi dan tujuan yang sama untuk kesejahteraan bersama. Kedepannya diharapkan menjadi sumber inspirasi dan wadah pembinaan bagi kelompok ternak lain.
Alamat Gg. Beringin 19b Desa/Kelurahan Bumirejo, Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen, Propinsi Jawa Tengah Telp. : 0287- 385887 / 08886802827
Email kote_ka@yahoo.co.id

Pengurusan Kambing Dewasa

Reproduksi Kambing Betina

Deteksi Birahi

  1. Tingkah laku seksual agak tertekan (tidak terekspresikan penuh) bila tidak ada ternak jantan (pejantan);

  2. Pejantan adalah paling baik dalam mendeteksi tanda-tanda birahi. Bila seekor jantan diintroduksi dalam suatu kelompok betina yang sebelumnya terisolasi dengan pejantan, maka kambing betina tersebut akan menunjukkan tanda birahi 2–8 hari setelah introduksi;

  3. Masa pro-estrus 1 hari, dimana pada saat ini jantan akan mengikuti betina namun betina belum mau untuk dinaiki/dikawini;

  4. Alat kelamin kelihatan agak membengkak, memerah, lembab, ekor digoyang-goyangkan, sering terdiam tak bergerak dan mengembik.

  5. Pada pemeriksaan vagina dengan alat Bantu speculum akan terlihat:

    1. Awal birahi mukosa vagina memerah, lembab dan sedikit ada mucus/cairan.

    2. Pertengahan masa birahi terdapat sejumlah mucus bening.

    3. Akhir berahi, mucus putih.

    4. Bila dikawinkan secara IB/alam, lakukan perkawinan saat mucus putih nampak atau 12– 36 jam setelah onset birahi.


Manipulasi Siklus Birahi

Bagi peternak yang sudah menerapkan prinsip-prinsip agribisnis terutama bagi peternak kambing perah akan sangat merasa nyaman jika mereka dapat berproduksi sepanjang tahun. Oleh karenanya manipulasi siklus birahi sering dilakukan dan ini sering disebut dengan istilah sinkronisasi birahi.

Beberapa hal yang perlu diketahui sebelum melakukan manipulasi siklus birahi:

  1. Kambing lokal Indonesia siklus sepanjang Tahun.

  2. Jangan mengawinkan ternak sebelum mencapai berat badan kira-kira 65% dari berat dewasa. Berat dewasa kambing Katjang 20 –30 kg, kambing PE 35 – 45 kg.

  3. Respon ternak terhadap obat untuk manipulasi siklus birahi sangat beragam tergantung jenis obat yang dipakai, berat badan, umur, fase siklus birahi, dan pada daerah yang mempunyai 4 musim (daerah temperate) musim juga berpengaruh dan respon yang terbaik diperoleh pada musim gugur (autum).


Teknik Manipulasi Siklus Reproduksi

    1. Efek pejantan; harus diawali dengan pemisahan/isolasi total (fisik, bau, suara, pengelihatan) dalam waktu yang cukup lama (3–4 minggu). Birahi pertama yang terjadi biasanya banyak yang infertil;

    2. Treatment dengan progestin 12–14 hari sebelum introduksi pejantan akan mencegah infertilitas pada birahi pertama tersebut;

    3. Menggunakan perlakuan hormonal untuk sinkronisasi birahi seperti progestin, PGF2α, baik dengan atau tanpa PMSG. Penggunaan prostaglandin akan lebih efektif pada ternak yang siklus.


Infertilitas

Secara umum ternak kambing jarang yang infertil. Kambing dilaporkan ternak yang paling tinggi tingkat reproduksinya di antara ternak ruminan (LE BLANC, 1993).

  1. Infertilitas sering terjadi karena kegagalan deteksi birahi. Pejantan adalah detektor birahi terbaik. Perhatikan tanda-tanda birahi yang muncul;

  2. Kondisi pakan yang sangat buruk dalam waktu yang lama;

  3. Pada ternak yang birahi musiman, infertilitas sering terjadi pada perkawinan diluar musim kawin; Pejantan yang infertil;

  4. Kegemukan juga dapat mengakibatkan infertil. Menurunkan berat badan dengan mengurangi konsumsi pakan dapat membantu memperbaiki fertilitas;

  5. Kebuntingan palsu–ternak kelihatannya seperti bunting tetapi tidak melahirkan anak;

  6. Melalui USG dapat diketahui adanya cairan pada uterus. Penyebabnya belum diketahui secara pasti. Ternak lebih baik di singkirkan (culling) saja;

  7. Intersexuality–karena pengaruh gen tertentu. Penampilan ternak ini sangat beragam dari yang hampir seperti jantan normal sampai betina normal.

  8. Penampilan yang umum terlihat adalah betina muda tidak bertanduk tidak pernah birahi tetapi sering menggangu betina lainnya (pseudohermaprodit)

Indukan yang sedang bunting diletakkan dalam petak khusus (magix box) dengan beralaskan jerami kering atau alas lain. Pada masa bunting diberikan makanan yang baik. Tanda bunting nampak dari tidak adanya tanda-tanda birahi, makannya tenang, tidak memperdulikan baka jantan dan badan kelihatan lebih besar. Sedangkan tanda bunting berat nampak dari urat perut dan kemaluannya mengendur serta keluarnya cairan. Indukan bunting selama 150-155 hari atau 5 bulan.


Tanda-tanda akan melahirkan nampak dari ambing bengkak dan kemerahan, bila dipencet putting susu mengeluarkan cairan keputihan, vulva membengkak dengan selaput lendir berwarna merah, keluar cairan pekat dan bila berdiri kaki akan merentang dengan pangkal ekor diangkat tinggi.


Kelahiran

  1. Fase pertama berlangsung sekitar 12 jam, dan fase kedua berlangsung kurang dari 2 jam. Biasanya semua anak akan lahir dalam waktu 3 jam.

  2. Umumnya bila induk sudah merejan >30 menit dan tetap kelahiran belum terjadi, perlu dilakukan intervensi (dibantu).

  3. Kesulitan melahirkan (dystocia) umumnya terjadi bila lebih dari satu anak (fetus) berada pada saluran (canal) beranak. Dystocia walaupun jarang terjadi, dapat terjadi bila perbandingan fetus/induk kurang proporsional (terlalu besar) terutama pada betina dara dengan anak tunggal.

  4. Induksi kelahiran bila diperlukan dapat dilakukan dengan penyuntikan 15-20 mg PGF2α intra muskular. Hasil yang baik diperoleh pada umur kebuntingan 144–146 hari, dan umumnya kelahiran terjadi 30–33 jam setelah injeksi.

  5. Setelah partus, placenta biasanya akan keluar dalam waktu 0.5–2 jam, bila kelamaan ternak bisa sakit. Dapat diberikan injeksi oxytocin dan antibiotik.

Pada kelahiran, pertolongan yang sederhana yaitu membersihkan lendir dari lubang hidung dan mulut anak. Jika tali pusar tidak putus maka dapat digunting, kemudian semprotkan iodine pada tali pusar untuk menjaga dari segala penyakit. Bersihkan lendir pada seluruh badan sambil dipijat pada dadanya untuk merangsang pernafasan. Kubur uri/plasenta (jawa ari-ari) agar tidak dimakan indukan karena menyebabkan kematian. Bersihkan ekor dan kaki belakang indukan menggunakan obat pembasmi kuman kemudian cuci ambing dengan air hangat yang telah dicampurkan dengan obat pembasmi kuman.


Keguguran (Abortus)

  1. Pengaruh nutrisi: antara lain karena defisiensi vitamin A yang kronis, defisiensi mangan (Mn) dan jodium, infeksi cacing hati.

  2. Infeksi: Brucellosis, Leptospirosis, Listeriosis, Salmonellosis, Toxoplasmosis.


Reproduksi Kambing Jantan

Manjemen Kambing Jantan:

  1. Kambing jantan sering kurang disukai karena baunya;

  2. Pejantan yang sangat aktif akan mudah dan mau ejakulasi di vagina buatan dan menaiki betina, bahkan ternak jantan;

  3. Volume ejakulat 0.5–2 ml, konsentrasi sperma 1–3 milyar/ml, skor motilitas >70%, abnormal sperm 8–15%;

  4. Anak kambing jantan yang pertumbuhannya baik akan mulai dapat kawin pada umur yang relatif muda 4-6 bulan.

  5. Infertilitas dapat juga terjadi pada jantan. Cek kualitas ejakulat calon pejantan sebelum dipergunakan untuk breeding.

  6. Perhatikan kejadian “kencing batu” yang sering terjadi pada ternak jantan. Ternak harus minum secukupnya. Untuk pencegahan tambahkan garam dapur 1-4% atau ammonium chlorida (2%) pada pakan konsentrat, dan hindari pakan dengan kandungan P dan Ca yang tinggi.


Tidak ada komentar:

Pojokan Kandang

Pojokan Kandang
Masih dalam pengembangan, harap MAKLUM !!!