Rumput dapat diberikan pada ternak baik dalam bentuk segar maupun setelah melalui proses pengawetan. Bila rumput diberikan dalam bentuk segar dan tidak dicacah maka hijauan tersebut banyak tersisa dan terbuang. Ini merupakan pekerjaan yang sangat merugikan bila dalam bak makan banyak hijauan yang tidak dimakan oleh ternak tersebut.
Pembuatan silase dilakukan di dalam silo. Silo dapat terbuat dari kantong plastik untuk bagian dalam dan karung plastik untuk bagian luar. Hal ini untuk menciptakan suasana an-aerob dalam pembuatan silase yang paling sederhana. Bila mempunyai modal yang lebih banyak dapat membuat silo baik yang dari drum, tembok (semen) maupun silo tanah.
Untuk proses fermentasi diperlukan starter untuk merangsang perkembangan bakteri asam laktat, starter (bahan yang merupakan sumber karbohirat misalnya : tetes atau gula pasir) ini diperlukan bila bahan dasarnya kurang mengadung karbohidrat, dapat pula dibantu dengan bahan kimia (asam formiat) bila kandungan air dari bahan cukup tinggi.
A. Silase Rumput Gajah (Napier)
Produksi hijauan di kebun rumput baik itu rumput Gajah ataupun rumput Raja bila melebihi atau melewati umur potong akan mengurangi kulitas hijauan tesebut, untuk mengoptimalkan produksi dan menjaga kualitas, pemotongan dilakukan harus tepat waktu. Umur potong rumput yang optimal pada 7 minggu atau 50 hari. Bila produksi rumput berlebih dan akan dibuat silase untuk stok perlu pengurangan kadar air rumput dengan cara disimpan berdiri jangan di tidurkan atau ditumpuk untuk menghidarkan dari kerusakan selama 2 - 3 hari, dan harus disimpan terlindung atau di bawah atap.
Setelah disimpan selama 2-3 hari dan kandungan air berkurang cacah rumput tersebut dengan panjang cacahan 10-50mm.
Diperlukan Dedak murni untuk bahan starter dalam pembuatan silase rumput Raja dan rumput Gajah, kualitas dedak ini dapat menentukan baik tidaknya kualitas silase yang akan dihasilkan. Campurkan dedak dan cacahan rumput secara merata.
Hasil percampuran dimasukkan dalam silo yang telah dilapisi dengan plastik. Padatkan bahan silase dengan cara ditekan atau diinjak-injak, hal ini dilakukan supaya tidak ada ruang diantara potongan rumput yang berarti tidak ada tempat bagi oksigen. Pencampuran rumput dan dedak harus benar-benar merata agar kualitas silase yang dihasilkan baik.
Setelah dipadatkan dan ditekan dengan baik, ikat plastik dengan kuat agar tidak ada udara yang masuk,karena proses fermentasi silase harus dalam keadaan an-aerob (tidak ada oksigen). Beri beban diatasnya agar terdapat tekanan ke bawah sehingga kondisi an-aerob terjadi dengan baik.
Setelah 21 hari proses fermentasi telah selesai, plastik dapat dibuka. Berikan kepada kambing, jika tidak suka coba campur dahulu dengan rumput yang biasa dikonsumsi, setelah kambing menyukai dapat diberikan sesuai dengan kebutuhan
B. Silase Rumput Lapang
Rumput lapang yang berlebih sebaiknya diproses menjadi silase untuk memenuhi kebutuhan di waktu kekurangan hijauan pada musim kemarau. Pembuatan silase rumput lapang diperlukan stater untuk mengoptimalkan fermentasi asam laktat, salah satu stater yang baik adalah dengan penambahan tetes + 10 %.
Rumput yang akan dibuat silase dijemur/diangin-anginkan beberapa jam, untuk mengurangi kandungan airnya. Pada waktu penjemuran dilakukan pembalikan beberapa kali agar pengeringan terjadi secara merata.
Rumput yang telah dijemur ditimbang sesuai dengan kebutuhan dalam pembuatan silase. Timbang tetes/molase yang diperlukan, untuk setiap 100 kg rumput lapang dibutuhkan tetes 10 kg (10 % dari berat bahan baku silase). Setelah ditimbang tetes dituangkan kerumput lapang yang telah kering udara sesuai dengan takaran.
Campurkan kedua bahan tersebut secara merata agar hasil fermentasi baik, sehingga menghasilkan silase yang berkualitas baik.
Sediakan plastik yang sesuai dengan drum yang akan digunakan, fungsiplastik disini untuk memudahkan penutupan sehingga tercipta kondisi an-aerob dalam proses fermentasinya. Plastik harus dapat masuk ke dalam drum dan dapat ditutup dengan rapat agar kondisi silo tertutup dengan baik. Padatkan sepadat mungkin rumput di dalam drum tersebut dengan cara ditekan atau diinjak-injak agar tidak ada ruang untuk oksigen. Hal ini dilakukan supaya silase yang dihasilkan kualitas silase yang baik.
Masukkan bahan silase kedalam drum yang telah dilapisi plastik. Tutup dan tekan agar udara didalam keluar kemudian ikat plastik tersebut secara rapih, rapat dan tidak ada udara masuk ke dalam, serta jangan sampai bocor. Setelah rumput padat sebelum diikat dibagian atas dari tumpukan rumput dalam drum tersebut di beri tetes sedikit saja untuk membantu proses terjadi fermentasi lebih baik.
Setelah ditutup diatasnya disimpan beban agar mendapat tekanan ke bawah serta tidak ada udara yang masuk, disamping itu letakan ditempat yang beratap agar tidak kehujanan. Biarkan fermentasi terjadi, diamkan selama 21 hari untuk mendapat silase yang baik.
Setelah disimpan 3 minggu (21 hari) dapat dibuka untuk diberikan kepada kado, bila tidak jangan dibuka dan simpan dalam kondisi tertutup dapat disimpan 3 – 6 bulan. Pada waktu pemberian kepada kado jangan sering dibuka-tutup dalam 1 hari cuma boleh dibuka 1 kali (untuk makan kambing pagi dan sore dikeluarkan sekaligus) sebab kalau sering dibuka tutup kualitas silase akan cepat rusak.
Kambing yang belum terbiasa makan silase diberikan sedikit demi sedikit, di campur dengan hijauan yang biasa dimakan. Jika sudah terbiasa dapat seluruhnya diberikan silase sesuai dengan kebutuhan, hal ini sangat membantu dalam pekerjaan di kandang dan sangat menghemat waktu.
Dalam penyajian jerami padi sebagai makanan pokok, masalah air minum sangat perlu sekali diperhatikan. Seperti kita ketahui bila seekor kambing dewasa diberi rumput segar sebanyak 4 kg/ekor/hari, maka dalam rumput segar mengandung kadar air antara 80 – 85 %. Jadi wajar bila seekor kambing diberi rumput segar tidak banyak minum karena kebutuhan airnya telah dipenuhi dari rumput (rumput segar 4 kg = 8 ons bahan kering + 3,2 liter air).
Lain halnya, bila kambing diberi makan jerami karena kadar airnya rendah hanya kira-kira 20 –30 persen saja. Misalnya dalam sehari kado menghabiskan 1 kg jerami maka berarti kambing tersebut akan memakan 8 ons bahan kering dan 0,2 liter air, dengan demikian maka kambing tersebut membutuhkan air minum kurang lebih sebanyak 3 liter air untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Oleh karena itu, bila memberikan makan kambing dengan bahan pokok jerami hendaknya sepanjang sore dan malam hari terus tersedia air minum yang cukup. Jerami padi merupakan pakan hijauan yang sangat miskin mineral, oleh karena itu pada setiap pemberian pakan jerami jangan lupa diberikan mineral secara teratur.